![]() |
Warga berupaya mengeluarkan air dari rumah warga yang direndam banjir |
"Baru kali ini kami mengalami banjir seperti ini. Banyak alat-alat yang rusak, termasuk dokumen-dokumen penting banyak yang basah," ujar Efriza.
Diceritakannya, Sabtu sekira pukul 17.00 WIB, hujan mulai turun sangat deras. Sehingga, dia pun memilih berada di dalam rumah. Namun, butuh waktu lama, ketika dia memperhatikan keluar, ternyata air sudah naik hingga ke jendela rumahnya. Lama-kelamaan, naik hingga setinggi dada. Melihat air semakin meninggi merendam rumahnya, warga sekitar berusaha membuang air dari rumahnya, menggunakan alat seadanya. Hingga akhirnya sekira pukul 19.00 WIB, warga berinisiatif meminta bantuan kepada petugas pemadam kebakaran (damkar) untuk membantu melakukan penyedotan air.
Satu unit mobil Damkar dan alat penyedot air port table diturunkan. Hingga akhirnya sekira pukul 21.30 WIB air benar-benar surut. "Karena kondisi saya panik, saya tidak tahu lagi apa yang harus diselamatkan. Televisi rusak, kulkas rusak. Bahkan nomor peserta ujian nasional (UN) anak saya juga tidak tahu di mana. Karena itu, rencananya saya mau menghadap ke sekolahnya minta keringan," jelas Efriza, yang berprofesi sebagai tukang jahit.
Bukan hanya rumah milik Efriza saja yang direndam air. Tetapi juga beberapa rumah warga lainnya ikut terendam air, termasuk Masjid Syatari, air naik hingga setinggi mata kaki. Rumah milik Efriza memang paling parah, karena posisi rumahnya berada di bawah badan jalan.
Sementara itu, berdasarkan pantauan RPP, sepanjang Jalan Letjend Soeprapto juga direndam banjir. Bahkan, aliran air cukup deras seperti sungai. Terparah rumah-rumah warga yang berada di Jalan samping MAN Rejang Lebong (RL). Sebab, jalan tersebut posisinya lebih rendah dari badan jalan Letjend Soeprapto.
Selain karena hujan sangat deras, diduga penyebab banjir karena saluran drainase yang tidak berfungsi maksimal. Seperti saluran drainase yang berada di Jalan Soeprato. Selain drainasenya sempit, juga sudah mendangkal karena banyak tumpukan tanah. Sementara, drainase di Jalan Letjend Soeprato ini harus menerima pembuangan air dari beberapa kelurahan yang poisisinya lebih tinggi. Seperti Kelurahan Banyumas, Kampung Jawa, Sidorejo dan Air Bang. Karena sudah tidak tertampung lagi, akhirnya air meluap.
Warga sangat berharap, agar di Jalan Letjend Soeprato, selain dianggarkan dana untuk perbaikan jalan, juga dapat dianggarkan pembangunan drainase baru. Karena, drainase di jalan tersebut sudah cukup lama belum pernah dilakukan peremajaan. Termasuk drainase di Jalan Cokroaminoto. (red)
0 komentar:
Post a Comment